Kamis, 23 Maret 2017

Baca Juga




LAIN kali setelah anda selesai urusan “nyetor” di kamar mandi, sebaiknya jangan langsung disiram dulu. Usut punya usut, pup yang Anda buang setiap pagi bisa digunakan sebagai obat diare untuk orang lain. Mau tahu bagaimana caranya?

Tak lain dan tak bukan adalah dengan cangkok feses. Jangan keburu jijik dulu. Walau bacanya saja sudah bikin perut mual, prosedur medis nyata ini bisa menyelamatkan banyak nyawa akibat infeksi bakteri mematikan. Begini prosedurnya.

Apa itu transplantasi feses?

Transplantasi feses, seperti namanya, melibatkan pengambilan pup dari orang yang sehat dan mencangkokkannya ke dalam saluran pencernaan orang yang sakit. Sampel feses yang akan dicangkok bisa dimasukkan ke dalam saluran pencernaan penerima donor lewat anus, atau juga dengan menggunakan pil yang ditelan.

Tapi upaya pencangkokan pup ini tidak didasarkan begitu saja pada feses dalam bentuk “mentah”, melainkan sampel mikroba yang hidup dalam feses. Pada umumnya, feses bisa mengandung sebanyak 40% mikroba. Ketika mikroba ini dicangkokkan ke saluran pencernaan orang sakit, koloni ini dapat mulai mengakrabkan diri dengan ekosistem baru dan berkembang biak demi mempromosikan pencernaan yang lebih sehat.

Dan tenang saja. Meski judulnya menggambarkan transplantasi feses sebagai obat diare. Diare yang diobatinya bukanlah sembarang diare karena Anda salah jajan di pinggir jalan. Cangkok pup ini lebih diperuntukkan sebagai obat diare akibat komplikasi infeksi bakteri ganas yang bisa muncul setelah terlalu lama mengonsumsi antibiotik.

Transplantasi feses bukan untuk mengobati diare biasa

Cangkok feses menunjukkan hasil yang fenomenal sebagai obat diare berulang yang disebabkan oleh infeksi bakteri ganas Clostridium difficil, atau C. diff. Infeksi ini menyebabkan penderitanya tidak bisa pergi bekerja atau sekolah karena rasa sakitnya yang bisa melumpuhkan.

Bagaimana cara kerja transplantasi fases mengobati diare akibat infeksi C. diff?

Transplantasi feses dapat menghentikan efek berantai setan akibat C. diff ini. Setelah satu kalo sesi cangkok pup dari donor yang sehat, prosedur ini terbukti menyembuhkan infeksi C. diff hingga 94% dibandingkan dengan hanya 31% melalui pengobatan antibiotik biasa.

Satu teori adalah bahwa transplantasi pup memungkinkan penerima donor menerima asupan koloni bakteri sehat untuk meregenerasi ekosistem ususnya sendiri. Ini kemudian dapat memperkuat usus seseorang terhadap infeksi kambuhan di masa depan, dan menghentikan C. diff untuk bisa terus menjajah ekosistem usus.

Related Posts

4/ 5
Oleh