Rabu, 15 Maret 2017

Berhati Hati Saat Memotret Anak Dengan Flash Pada Camera, Bisa Berakibat Buruk Pada Anak

Berhati Hati Saat Memotret Anak Dengan Flash Pada Camera, Bisa Berakibat Buruk Pada Anak

Baca Juga




Ayah satu anak bernama Owen Scrivens ini awalnya hanya iseng memotret bayinya, Jaxson Scrivens menggunakan flash. Saat itu, Owen mengetahui ada yang tak beres pada mata Jaxson hingga kemudian, diketahui bayi 14 bulan itu terkena retinoblastoma.

Owen mengatakan, Jaxson yang lahir 5 minggu lebih awal tumbuh menjadi anak yang aktif. Hingga suatu hari, berawal dari penggunaan flash, Owen melihat sinar di bola mata Jaxson. Pada mata yang normal, akan terlihat pantulan sinar berwarna merah ketika mata terkena flash.

"Tapi pada Jaxson kala itu, justru tidak terlihat pantulan sinar merah. Hanya ada sinar putih. Ini berarti ada sesuatu yang menghalangi retinanya," kata Owen yang juga seorang dokter dan kini tengah melanjutkan pendidikannya.

Dikutip dari Essential Baby, Owen membawa Jaxson untuk periksa ke Royal London Hospital. Benar saja, Jaxson didiagnosis retinoblastoma, kanker bola mata yang hanya dialami oleh balita. Sebulan setelah ditemukan sinar tak biasa di matanya, Jaxson mendapat kemoterapi.

"Kemoterapi berhasil membuat ukuran tumor di bola mata Jaxson mengecil sampai dua per tiganya," ujar Owen.

Baca juga: Retinoblastoma, Kanker pada Anak yang Paling Bisa Dideteksi Dini

Dalam situs galang dana Go Fund Me, dituliskan pula bagaimana perjalanan si kecil Jaxson ketika menjalani terapi. Dalam salah satu tulisan disebutkan bahwa kemoterapi membuat rambut Jaxson rontok, tubuhnya sakit dan lemah, ia pun kehilangan nafsu makan.

"Setelah kemoterapi, Jaxson sangat sakit selama beberapa hari. Dia tak seperti biasanya dan tidak ingin melakukan apapun. Tapi beberapa hari setelahnya, dia kembali ceria. Saya berharap orang tua bisa lebih teliti dengan kondisi tak biasa yang dialami anak-anaknya sehingga diagnosis dan penanganan dini retinoblastoma bisa dilakukan," tutur Owen kepada Metro.

Beberapa waktu lalu, dr Edi Tehuteru SpA(K) dari RS Kanker Dharmais mengatakan retinoblastoma tak bisa dicegah dan hanya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Nah, deteksi dini retinoblastoma bisa dilakukan dengan opthamolscope.

Nantinya, akan disorotkan semacam senter ke mata kemudian melalui kaca kecil, perawat bisa melihat apakah ada pantulan sinar merah di mata. Jika ada, maka tak ada masalah di mata. Jika tak ada pantulan sinar merah maka perlu waspada.

"Kalau ada yang menghalangi bola mata, seperti tumor itu sinar yang tersorot ke mata kan nggak akan memantul dan berpendar. Cek pakai alat ini mudah kok. Nah, misal nggak ada pantulan baru anak dirujuk untuk konfirmasi. Spesialis mata nanti kan bisa melihat di dalam matanya ada apa nih," kata dr Edi.

Sumber : Detik.com

Related Posts

Berhati Hati Saat Memotret Anak Dengan Flash Pada Camera, Bisa Berakibat Buruk Pada Anak
4/ 5
Oleh