Baca Juga
Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham menulis surat terbuka untuk Ahok yang menghina surat al-Maidah [5] ayat 51. Hinaan ini bukan yang pertama, tapi sudah berkali-kali. Oleh karena sikap kebablasan Ahok itu, Pemimpin Majlis az-Zikra yang terkesan santun namun tegas ini pun turun tangan.
Melalui akun resminya, dai penuh kharisma kelahiran Banjarmasin ini mengatakan, “Bapak tidak layak sebagai gubernur, bahkan tak layak sebagai RT di Negeri yang beradab ini.”
Yang patut diamini, beliau juga berkata, “Tidak lama lagi, bapak akan meninggalkan (jabatan Gubernur) untuk selamanya.”
Berikut surat terbuka KH Muhammad Arifin Ilham:
Bapak Ahok terhormat
Kami sudah menyaksikan dan mendengar sikap serta perkataan bapak sebagai gubernur yang tidak lama akan bapak tinggalkan selamanya, insya Allah. Dan itu bukan karena hanya banyak rakyat tidak memilih bapak, tetapi karena sikap bapak yang memang belum pantas menjadi gubernur. Bahkan RT pun belum pantas, pada negeri yang beradab penuh tata kerama ini.
Bahasa bapak sangat kasar. Dan itu bahasa orang-orang yang tidak cerdas dan terdidik. Menjadi contoh buruk bagi generasi bangsa mulia ini. Sungguh seorang yg gampang marah menunjukkan “dho’ful aqli wa quwwatul hawa (lemahnya akal dan kuatnya nafsu).
Sungguh sikap bapak sangat membahayakan persatuan dan kedamaian bangsa damai beradab ini. Bapak sudah menjadi provokator kerusuhan, membuat preseden sangat buruk bagi generasi bangsa ini. Semua sudut dan media mulai semakin menyadari alangkah bahaya sikap arogansi bapak yg intolerensi ini.
Tidak ada belas kasihan pada rakyat jelata yg mestinya menjadi karekter utama pemimpin yang mulia. Pernahkah bapak bayangkan kalau yang digusur itu rumah bapak, orang tua bapak, anak anak bapak? Lantas, dimana hati nurani bapak?
Bapak hanya berpihak kepada para kelompok pemodal. Demi mereka dan nafsu bapak; bapak menggadaikan kehormatan dan merendahkan diri bapak sendiri.
Sikap arogon bapak membuat umat seagama dengan bapak pun tidak menyukai bapak. Teman-teman Kristiani saya bilang, “Bukan penganut yang baik”.
Kini bapak sudah menghinakan keyakinan kami. Semakin jelas kebencian bapak pada kami, umat Islam. Bahkan bapak juga pernah mencibir keyakinan bapak sendiri. Bapak sudah melanggar KUHP pasal 156a tentang PENISTAAN AGAMA.
Pilihan kami berdasarkan keyakinan iman kami adalah hak kami yang dilindungi undang-undang negeri kami. Haram bagi kami memilih pemimpin kafir dalam Surah Al-Maidah ayat 51 adalah hak kami, keyakinan kami, dan pilihan kami.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yg zhalim.” (Qs al-Maidah[5]: 51)
Sikap dan perkataan bapak menunjukkan siapa bapak yang sebenarnya. Kalau sekarang, rating elektabilitas bapak turun dratis juga karena sikap bapak yang arogan dan intoleren. Dan sungguh sejuta hikmah Allah berikan pada kami, kini umat jadi faham sekarang surah al-Maidah ayat 51 dan semakin mengenal siapa bapak sebenarnya.
Dan kini karena sikap kelakuan bapak sendiri, bapak menjadi musuh semua umat beragama, semua etnis, semua suku di negeri yang aman dan damai ini.
Dan sungguh hamba yang beriman yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, yang menjadikan al-Qur’an dan Sunnah nabi-Nya sebagai pedoman hidup sangat marah sekali dengan hinaan bapak. Sekali lagi, sangat marah. Ttapi kami tetap bersabar sampai batas takdir-Nya.
Kami tetap menghormati keyakinan bapak. Alangkah tolerennya umat Islam yang mayoritas masih sabar menyaksikan sifat-sifat bapak seperti ini. Dan haram bagi kami menghina keyakinan bapak. Kami diajarkan untuk menghormati perbedaan keyakinan, bersikap jujur, amanah, berkata santun, penyayang belas kasih terutama pada rakyat jelata, bahkan kami diajarkan untuk mendoakan agar hiadayah Allah berikan untuk bapak.
Allahumma, ya Allah, kuatkan iman kami. Tetapkan kami dalam kesabaran dalam da’wah ini. Satukan, rapatkan barisan kami. Jadikanlah kami umat teladan di negeri yang kami cintai, Indonesia ini.
Dari anak bangsa yg merindukan pemimpin yang bertaqwa, berakhlak mulia, amanah, rendah hati, penyayang, teladan dan sangat mencintai rakyat negeri tercinta ini,
Muhammad Arifin Ilham
KH Muhammad Arifin Ilham ke Ahok: (Jangankan Gubernur), Bahkan (Ketua) RT pun Belum Pantas
4/
5
Oleh
Unknown